Kamis, 03 Mei 2012

Ruby, Raja Segala Permata

Barangkali tidak ada batu permata yang dihargai sepanjang sejarah melebihi ruby. Dinyatakan dalam Alkitab dan tulisan-tulisan Sansekerta kuno sebagai yang paling berharga dari semua batu permata, ruby telah 'menghiasi' para kaisar dan raja-raja jaman dahulu dengan warna yang kaya dan menyala-nyala.

Sebagai batu permata yang paling merah, ruby, yang di Indonesia dikenal dengan nama Mirah, melambangkan gairah dan asmara. Ruby merupakan batu kelahiran bulan Juli dan juga permata yang dianjurkan bagi pasangan untuk merayakan peringatan pernikahan pada hari ke-15 dan 40.

Batu ruby juga merupakan simbol keberanian dan keteguhan hati. Prajurit, menurut cerita, ditanamkan batu ruby di bawah kulit mereka untuk membawa mereka berani dalam pertempuran dan tak terkalahkan. Batu ini juga telah digunakan sebagai jimat terhadap bahaya dan bencana, untuk menghentikan pendarahan dan sejumlah penyakit lain. Warnanya yang intens diduga berasal dari api abadi yang muncul dari dalam batu, atau, seperti beberapa legenda, merupakan potongan dari planet Mars.

Ruby adalah variasi dari corundum, adik batu safir (sapphire). Seperti safir, ruby berada pada tingkat kekerasan "9" pada skala Mohs, yang menjadikannya batu nomor dua paling keras setelah berlian atau intan.

Ruby yang paling berharga berasal dari Myanmar (dahulu Burma). Mereka juga ditambang di seluruh Asia Tenggara, dimana batu berkualitas baik berasal dari Thailand, Sri Lanka, dan Vietnam. Kenya dan Tanzania juga merupakan sumber-sumber pertambangan ruby yang penting. Tapi, meskipun warna batu-batu dari Afrika Timur menjadi saingan batu ruby terbaik di dunia, banyak dari batu-batu ini yang penuh dengan inklusi sehingga mengurangi transparansi dan nilainya. Namun, batu-batu Afrika Timur banyak ditampilkan dalam potongan-potongan yang sukses di pasaran perhiasan. Sementara itu, Afghanistan, Pakistan dan Rusia memiliki semua batu ruby musiman yang berkualitas, tapi medan yang buruk di wilayah ini telah membuat penambangannya sulit.

Faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan saat membeli ruby adalah warna. Ruby datang dalam berbagai warna mulai dari ungu dan merah kebiruan hingga oranye-merah. Seperti safir, ada juga ruby transparan yang dapat menampilkan enam-titik bintang jika potongan batunya dibuat halus.

Ruby terbaik adalah yang secara intens mengalami penjenuhan, berwarna merah murni tanpa nada cokelat atau biru. Setelah warna, faktor-faktor yang mempengaruhi nilainya adalah kejernihan, potongan dan ukuran. Batu ruby yang jelas tanpa terlihat inklusi lebih berharga daripada mereka yang terlihat cacat internal.

Ruby banyak tersedia pada ukuran hingga 2 karat, dan karena intensitas warna dan daya tahannya yang kuat, menjadikannya batu dengan aksen yang sangat baik. Ukuran lebih besar dapat diperoleh, tetapi ruby dengan kualitas tinggi sangat jarang ditemukan dan lebih berharga daripada berlian tanpa warna, terutama yang di atas 5 karat. Untuk jelasnya ruby 16 karat terjual seharga $227.301 di Sotheby's pada tahun 1988. Sebuah cincin ruby burma 27,37 karat dijual $4 juta di Sotheby's di Jenewa, Swiss, pada bulan Mei 1995 - $146.145 per karat. Menakjubkan. Sebaliknya, tak satu pun dari berlian di atas 50 karat tanpa cacat internal yang dijual di dekade terakhir ini.

Ruby jarang ditemukan sempurna di alam - alasan mengapa banyak yang harus melewati heat-treatment untuk mencerahkan warna atau meningkatkan kejernihannya. Peningkatan panas yang permanen merupakan proses yang stabil. Beberapa ruby juga memiliki patahan permukaan atau lubang, yang kemudian diisi dengan bahan kaca untuk memperbaiki penampilan mereka. Isian ini sangat abrasif, bisa pecah, jatuh keluar atau keluar dari waktu ke waktu jika terkena panas. Metode pembersihan yang paling aman untuk ruby adalah dengan menggunakan air sabun (atau pelarut komersial ringan) dan kuas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar